-->

Pengertian ISD, Fenomena Sosial & Review Film

Ilmu Sosial Dasar

Secara bahasa ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang diorganisir secara sistematis berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang kemudian dihubungkan berdasarkan pemikiran yang cermat dan teliti, dan dapat dipertanggungjawabkan dengan berdasarkan metode (Wikipedia). Sementara itu pengertian Sosial antara lain merupakan sebuah sesuatu segala perilaku manusia yang menggambarkan non-individualis.Sehingga Ilmu Sosial Dasar adalah sebuah pengetahuan yang mempelajari aspek-aspek perilaku manusia secara subjektif, objektif dan struktural hubungan antara individu yang berhubungan langsung dengan ilmu pengetahuan, adat, budaya dan etika. Ilmu ini berhubungan langsung dengan teori-teori ilmu sosial lainnya seperti ekonomi, geografi, antropologi, sosiologi dan psikologi sosial

Fenomena Sosial


Fenomena Sosial dapat diartikan sebagai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapet diamati dalam kehidupan sosial. Salah satu fenomena sosial yang terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari adalah adanya masalah-masalah sosial yang timbul baik dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat.
Bentuk masalah sosial antara lain :

  1. Disorganisasi sosial, yakni kekurangan atau kegagalan suatu sistem sosial yang dapat menyebabkan tujuan individu dan kelompok tak dapat terpenuhi karena faktor-faktor kurangnya atau hancurnya saluran komunikasi, konflik nilai-nilai dan kepentingan, kekurangan atau kelemahan dalam proses sosialisasi.
  2.  Penyimpangan tingkah laku dan tindakan dari nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Macam-macam masalah sosial :
  1. Kemiskinan
  2. Kejahatan
  3. Disorganisasi keluarga
  4. Masalah generasi muda
  5. Peperangan
  6. Pelanggaran norma-norma dalam masyarakat
  7. Masalah kependudukan
(Sumber : file.upi.edu/Direktori/.../Fenomena_dan_penyimpangan_sosial.ppt)

Review Film GIE (2005)



GIE
Sebuah film dari Mira Lesmana dan Riri Riza ini menceritakan tentang mahasiswa bernama Soe Hok Gie yang diperankan oleh Nicholas Saputra, mahasiswa sastra Universitas Indonesia, dia dibesarkan disebuah keluarga keturunan Tionghoa. Dalam film ini Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang segala pemikiran dan pendapatnya yang selalu melawan arus, pemikirannya banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh intelek besar dunia. Film ini adalah sebuah bentuk apresiasi atas sebuah perjuangan sebuah mahasiswa bernama Soe Hok Gie.

Sejak kecil ketika masih duduk dibangku sekolah Soe Hok Gie dikenal sebagai anak yang kritis dalam memprotes dan menentang pendapat orang-orang disekitarnya yang berbeda dengan pendapatnya sendiri, bahkan gurunya pun pernah ditentang pendapatnya oleh dia. Selain itu Gie juga dikenal sebagai orang yang keras kepala dan berpendirian teguh, tapi dibalik semua itu dia mempunyai alasan yang kuat untuk setiap aspirasi dan pendapatnya.

Masa remaja dan kuliah Gie dijalani di bawah rezim pelopor kemerdekaan Indonesia BungKarno, yang ditandai dengan konflik antara militer dengan PKI. Gie dan teman-temannya mempunyai pendirian yang sama kuatnya, yaitu adalah tidak memihak golongan manapun. Meskipun ia meghormati seorang Soekarno sebagai pendiri bangsa (founding fathers) Negara Indonesia tapi ia membeci pemerintahan Soekarno yang diktator dan menginjak-injak hak rakyat miskin. Gie begitu paham dengan apa yang terjadi saat itu, tentang ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kekuasaan, penerapan demokrasi yang tidak berjalan dengan baik, dan korupsi yang menjamur pada zaman itu. Pada era itu menteri-menteri di Indonesia berkehidupan dengan sangat mewah, namun banyak masyarakat Indonesia yang masih hidup dalam kemiskinan. Dalam keadaan seperti ini Gie bersuara dengan tegas melalui tulisan berupa kritikan-kritikan yang tajam di media. 

Dalam berjuang, Gie tidak sendirian, dia ditemani oleh sahabat-sahabatnya di masa kuliah yaitu Ira (Sita Mursanti), Denny (Lukman Sardi), dan Herman (Indra Birowo). Mereka memiliki pandangan yang sama dalam hal memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia pada masa itu. Gie dan teman-temannya mempunyai hobi yang sama yaitu mendaki gunung, melihat pertujukkan tradisional, menonton dan mereview film bersama di kampus.

Didalam tulisannya Soe Hok Gie pernah menulis banyak sekali kritikan-kritikan yang tajam pada pemerintahan pada zaman itu, sehingga ia mendapat banyak teror dan ancaman dari banyak golongan dan pihak yang tidak suka dalam pendapatnya. Saat itu pun Gie diasingkan oleh banyak orang. Semboyan-semboyan yang dibuat Gie yang mengagumkan antara lain “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan.” 

Han, sahabat kecil Gie adalah seorang yang mengagumi keuletan seorang Soe Hok Gie. Namun ketika ia dipertemukan saat dewasa ia terlibat dalam PKI, sehingga pada suatu malam Han diculik oleh tentara karena keterlibatannya dalam PKI. Padahal sebelumnya Gie sudah memperingatkan agar Han keluar dari golongan tertentu. Hingga akhirnya walaupun ia hidup dalam banyak teror, Gie tetap pada pendiriannya untuk tetap menjadi penulis yang selalu mengkritik pemerintahan.

Soe Hok Gie Meninggal di puncak Gunung Semeru pada bulan Desember 1969 di pangkuan sahabatnya, Herman Lantang. Catatan hariannya diterbitkan pertama kali pada tahun 1983. Rezim Orde Baru dibawah kekuasaan Presiden Soeharto bertahan selam hampir 32 tahun, dan kembali dijatuhkan oleh mahasiswa pada tahun 1998. 

Hingga hari ini, harapan Soe Hok Gie tentang pemerintah an Indonesia yang bersih dari korupsi dan kehidupan politik yang tidak berpihak pada golongan, ras atau agama belum terwujud.
Mungkin jika Soe Hok Gie masih hidup pada hari ini, ia akan berdampingan dengan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto serta golongan pemberantas korupsi lainnya :))

(Sumber : Sebagian diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gie)

0 Response to "Pengertian ISD, Fenomena Sosial & Review Film"

Post a Comment

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel