Cara Membuat Skenarion Testing Untuk Melakukan Pengujian Aplikasi
Dec 2, 2019
1 Comment
Autodika.com - Pengujian Aplikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses pembuatan aplikasi atau dalam bahasa inggrisnya "Application Development", aplikasi memiliki pengertian yang sangat luas dalam implementasinya. Aplikasi juga dibagi dalam banyak jenis seperti aplikasi web, aplikasi mobile dan aplikasi desktop.
Pengujian Aplikasi digunakan untuk memastikan bahwa aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan dan telah lolos dari bug atau error. Sebelum melakukan pengujian aplikasi kita perlu membuat "Testcases" atau skenario testing yang digunakan sebagai acuan dalam pengujian aplikasi.
Testcase adalah sekumpulan skenario yang disusun oleh tester agar sistem yang akan dites dapat memenuhi ketentuan, standar tertentu serta dapat berfungsi dengan baik. Penyusunan test case dapat membantu tester untuk menemukan masalah pada dokumen ketentuan dan pada desain dari aplikasi itu sendiri.
Test case creation dibutuhkan untuk memudahkan seorang QA untuk melakukan testing menurut perspektif end user terhadap aplikasi yang sedang dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan. Test creation tentunya membuat QA melakukan investasi waktu dalam pengujian aplikasi agar lebih efektif. Berikut adalah yang perlu disiapkan oleh QA untuk membuat test case yang baik:
Requirement’s description
Tester harus paham bagaimana cara aplikasi berjalan, paham dengan business goal dari pembuatan aplikasi tersebut sehingga pembuatan test case tidak berseberangan dengan requirement yang telah ditetapkan sebelumnya.
System explanation
Tester dapat menjelaskan ke developer mengenai aplikasi terkait, karena pada umumnya pekerjaan developer dibagi menjadi beberapa bagian dan bagian lainnya dikerjakan oleh orang lain.
Crystal clear and compact test cases
Dikarenakan pembaca test case bukan hanya tester, penggunaan bahasa dan langkah-langkah pengetesan harus jelas. Langkah pengetesan diusahakan tidak rumit dan kompleks.
Inputs and outputs or actions (positive-negative scenarios) and expected results
Tester harus memahami hasil yang tampil setelah mengeksekusi langkah-langkah yang dituliskan dalam langkah pengetesan.
Proofs
Untuk kemudahan tracking dan dokumentasi, ada baiknya tester merekam atau menyertakan bukti output dari test case yang gagal dieksekusi. Ini juga memudahkan developer dalam memperbaiki sebab kegagalan dari sistem yang sedang diuji.
Updates
Setiap tester menemukan skenario baru, ada baiknya untuk terus memperbarui test case yang sudah ada. Sehingga kemungkinan test case dapat mencakup seluruh aspek dari aplikasi, semakin besar.
Naming
Konsisten dalam penamaan pembuatan test case berguna untuk kemudahan dalam tracking. Contoh : setelah menggunakan istilah ‘Login’ kemudian muncul istilah ‘Sign In’.
Reviewing Test Case
Berikut point-point yang perlu diperhatikan untuk membuat test case yang baik:
Simple and transparent
Semua langkah pelaksanaanya pun juga harus jelas dan tidak ada yang terlewat. Contoh : untuk melakukan order, harus ‘Login’ terlebih dahulu. Apabila langkah sudah terlalu banyak, login bisa dicantumkan di pre-condition.
End-user mind
Tester bermindset bahwa ia adalah end-user. Untuk itu, kemudahan dalam penggunaan aplikasi juga perlu diperhatikan karena kepuasan konsumen adalah saat aplikasi tidak memiliki kegagalan sistem yang bisa menghambat berjalannya sistem tersebut.
Don’t assume
Tester diharapkan tidak berasumsi bahwa end-user mengerti keseluruhan dari aplikasi. Jadi usahakan susun test case walaupun hal yang termudah.
100% Coverage
Kemungkinan test case bisa mengcover 100% dari semua aspek dari aplikasi tidaklah mudah. Tetapi apabila tester terus berfokus pada kualitas testing, bukan tidak mungkin 100% coverage bisa tercapai.
Easy to understand
Pemilihan bahasa sewaktu menyusun test case juga harus diperhatikan karena pengguna test case bukan hanya tester saja. Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami lebih disukai karena bisa dimengerti bahkan oleh end-user yang mungkin awam.
Repeatable
Artinya test case harus mempunyai kondisi hasil yang sama di seluruh platform yang sedang dites. Contoh : apabila di OS Android setelah login, maka akan tampil halaman my profile maka di iOS pun akan demikian.
Peer review
Meminta tolong pada tester lain atau orang lain untuk me-review test case yang kita susun. Apabila pemili-han bahasa yang dipilih kurang baik dan menimbul-kan banyak pertanyaan, tester perlu melakukan peru-bahan agar test case lebih mudah untuk dipaha-mi.
Skenario Testing dibagi menjadi dua skenario, skenario positive dan skenario negative, Berikut contoh Testcase simple untuk Login.
Autodika.com - Segitu dulu yang bisa saya bagikan, jika ada yang ditanyakan silahakan komen dibawah. Semoga Bermanfaat.
Thank You Infonya bang...
ReplyDelete